Pantai Pataya Indramayu, Lokasi Wisata Paling Menarik Dikunjungi Muda-Mudi

WARTA RW05 TAMBAK
By -
0

INDRAMAYU, - Pantai Pataya Desa Tambak, Kec. Indramayu. Cukup dekat dengan Kantor Bupati Indramayu. Tarif masuk yang murah itu pun hanya diberlakukan bagi pengunjung yang naik kendaraan bermotor seperti mobil atau sepeda motor.

Jika pengunjung hanya naik sepeda gowes atau sepeda onthel apalagi berjalan kaki, maka tarif masuknya gratis alias tidak berbayar. Lokasi wisata pantai Pataya dikelola Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Bina Sejahtera Desa Tambak.

Mengingat tarif masuknya murah, lokasi wisata ini ternyata cukup banyak diminati para pemuda dan pemudi. Mereka datang mengajak pasangan melihat pemandangan laut sambil menikmati makanan dan minuman.

Tentu, jangan bandingkan lokasi wisata pantai Pataya Inbdramayu dengan objek wisata pantai Pangandaran dan pantai utara Jakarta Taman Impian Jaya Ancol (TIJA), terlebih dengan objek wisata Pattaya di Thailand.

Sebab pengelola lokasi wisata ini masih sangat minim permodalan, sehingga belum banyak tersedia fasilitas yang diperlukan pengunjung. Jangankan wahana bermain anak-anak, kondisi infrastruktur seperti jalan masuk saja masih berupa tanah diurug batu. Kondisi jalannya masih sempit. Cukup sulit antara mobil berpapasan.

Mengingat belum lama dirintis pengelola, wajar jika belum banyak masyarakat khususnya luar Kab. Indramayu yang mengetahui lokasi wisata ini. Pengunjungnya sebagian besar penduduk lokal.

Pada hari Sabtu (15/7/2023) yang datang kebanyakan pemuda-pemudi. Mereka tampak duduk sambil ngobrol di bangku kayu yang disediakan pemilik warung.

Beberapa pengunjung ada yang terlihat membawa anak-anak. Dan membiarkan mereka asyik bermain air dan pasir pantai. Orang tua mereka memilih berteduh di warung atau di bawah pohon cemara.

Lokasi pantai Pataya ini cukup banyak ditumbuhi pohon cemara laut. Dari mulai jalan masuk hingga ke gerbang sejauh sekitar 3 kilometer banyak ditumbuhi pohon cemara. Makanya pengunjung menyebut lokasi wisata pantai Pataya ini dengan lokasi wisata pantai Cemara.

Salah seorang pengunjung Pendi (21) dan teman wanitanya berboncengan sepeda motor merogoh Rp10 ribu membayar 2 lembar tiket masuk. Setelah berada di dalam area ia langsung memesan 2 porsi mie goreng serta dua gelas kopi hangat.

Satu-dua jam berlalu. Jarum jam menunjukkan pukul 17.40 WIB. Pendi bersiap-siap pulang. Seperti biasa sebelum meninggalkan bangku, ia membayar Rp 30 ribu untuk makanan dan minuman yang dipesan.

Hari hampir magrib. Masih cukup banyak pemuda-pemudi anteng duduk di bangku warung menghadap ke laut.

“Kalau bapak ke sininya sendirian saja. Enggak ngajak teman perempuan ya,” tegur seorang ibu muda pemilik warung sambil menyodorkan segelas kopi.

Menurutnya, ada sekitar 20 warung yang setiap saat melayani pengunjung mulai pukul 08.00 WIB dan tutup menjelang magrib.

“Kecuali kalau ada pengunjung yang masih betah, jam tutup warung mundur hingga menjelang isya. Penerangannya, tidak menggunakan PLN, tapi listrik tenaga surya,” ujarnya.

Pemilik warung mengemukakan, beberapa waktu lalu pernah ditawari pasang listrik PLN. Biayanya sekitar Rp3 juta per warung. Tawaran itu ditolak sebagian besar pemilik warung. Alasannya biayanya tak terjangkau.

Jadinya, para pemilik warung membeli sendiri panel tenaga surya, harganya di bawah Rp2 juta per unit. Hanya cukup sebagai sumber daya beberapa bohlam kecil di sekitar warung.**


Sumber: kejakimpolnews.com

Tags:

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)